Kami membongkar area yang kira-kira menye babkan mobil masih menghasilkan emisi gas buang yang besar.
-- Sulistyo Rabono
"Kami membongkar area yang kira-kira menye babkan mobil masih menghasilkan emisi gas buang yang besar. Kami bersyukur dibantu banyak pihak untuk mencari solusi agar sumber masalah bisa ditemukan dengan cepat," kata Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Sulistyo Rabono.
Perbaikan mobil Esemka diharapkan selesai dalam waktu dua minggu sehingga mobil bisa kembali diajukan untuk uji emisi dan uji kelaikan jalan. Selain perbaikan mesin mobil Esemka, juga tampak para siswa SMK yang tengah merakit mobil, yakni dari SMK Negeri 2, SMK Negeri 5 , dan SMK Warga.
"Jika mereka lulus kami harapkan dapat terserap di sini karena mereka sudah terbiasa menangani perakitan dan finishing mobil. Mereka juga bisa menjadi mitra kami dalam penyediaan komponen , karena kami ingin memberdayakan usaha kecil dan menengah. Para lulusan SMK ini yang akan menjadi penggerak UKM-UKM tersebut," kata Sulistyo.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park Gampang Sarwono mengatakan, selain soal emisi gas buang, perbaikan juga dilakukan untuk konsumsi bahan bakar.
Hasil uji coba, konsumsi bahan bakar premium mobil Esemka Rajawali 1:10 kilometer. Pihaknya berkeinginan konsumsi menjadi 1:12 kilometer. Saat ini, pihaknya juga tengah menjajaki kerjasama dengan pabrik baja Krakatau Steel dalam hal material komponen mobil.
"Kami juga ingin memperbaiki body mobil. Kalau kemarin karena masih dikerjakan manual, body mobil masih berat. Besok dengan sistem press, body mobil akan lebih ringan dan ini akan membantu mengurangi konsumsi bahan bakar mobil," kata Gampang.
sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar